Kafka4prez/flickr
Tanaman sorgum layak dikembangkan di Indonesia sebagai alternatif pangan lokal selain beras. Pengembangan tanaman ini dinilai mampu mencegah kebijakan impor beras yang dilakukan pemerintah.
Dirjen Sarana dan Prasarana Produksi Pertanian Kementerian Pertanian Gatot Irianto mengatakan, sorgum adalah tanaman yang memiliki adaptasi luas dan tahan terhadap kekeringan. Tumbuhan ini, lanjutnya, mampu membantu Indonesia mengatasi masalah pangan seperti masalah musim kemarau serta masalah kekurangan stok beras yang selama ini terjadi di Indonesia.
"Sorgum menunjang diversifikasi pangan dan mampu menjawab persoalan pangan khususnya saat musim kering," ungkap Gatot usai menjadi pembicara dalam seminar nasional Road Map Arah Kebijakan Mewujudkan Ketahanan dan Kedaulan Pangan Indonesia di UGM, Sabtu (10/9).
Selama ini, pengembangan sorgum di Indonesia belum sebaik padi atau jagung, karena masih sedikit daerah yang memanfaatkannya. Daerah tersebut di antaranya NTT, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, serta DIY. Untuk produksinya pun masih sedikit, kurang lebih 3-4,5 ton.
"Hanya daerah tertentu seperti Sulawesi Selatan yang sudah bagus produksinya," tambahnya.
Pengembangan sorgum juga masih terkendala masalah pengolahannya. Selama ini, pengolahan masih dilakukan sederhana yaitu dengan ditumbuk dan hanya menghasilkan tepung. Kendala lain yang dihadapi adalah masalah pemasaran. Ketua Kelompok Tani Girimaju Bantul DIY mengaku bingung untuk memasarkan sorgum bila ingin dikembangkan lebih serius.
Dirjen Sarana dan Prasarana Produksi Pertanian Kementerian Pertanian Gatot Irianto mengatakan, sorgum adalah tanaman yang memiliki adaptasi luas dan tahan terhadap kekeringan. Tumbuhan ini, lanjutnya, mampu membantu Indonesia mengatasi masalah pangan seperti masalah musim kemarau serta masalah kekurangan stok beras yang selama ini terjadi di Indonesia.
"Sorgum menunjang diversifikasi pangan dan mampu menjawab persoalan pangan khususnya saat musim kering," ungkap Gatot usai menjadi pembicara dalam seminar nasional Road Map Arah Kebijakan Mewujudkan Ketahanan dan Kedaulan Pangan Indonesia di UGM, Sabtu (10/9).
Selama ini, pengembangan sorgum di Indonesia belum sebaik padi atau jagung, karena masih sedikit daerah yang memanfaatkannya. Daerah tersebut di antaranya NTT, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, serta DIY. Untuk produksinya pun masih sedikit, kurang lebih 3-4,5 ton.
"Hanya daerah tertentu seperti Sulawesi Selatan yang sudah bagus produksinya," tambahnya.
Pengembangan sorgum juga masih terkendala masalah pengolahannya. Selama ini, pengolahan masih dilakukan sederhana yaitu dengan ditumbuk dan hanya menghasilkan tepung. Kendala lain yang dihadapi adalah masalah pemasaran. Ketua Kelompok Tani Girimaju Bantul DIY mengaku bingung untuk memasarkan sorgum bila ingin dikembangkan lebih serius.
"Sebenarnya tanaman ini bagus dikembangkan sebagai alternatif pangan lokal selain gandum. Sayangnya, saya tidak tau cara memasarkannya," paparnya.
Gatot berharap, pengembangan sorgum ini layak mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Lebih lagi bagi daerah dengan kondisi kering, tidak salahnya untuk mencoba melakukan pengembangan tanaman ini.
Tanaman sorgum adalah jenis tanaman serealia yang memiliki kandungan gizi seperti karbohidrat, lemak, kalsium, besi, serta fosfor. Selain dapat digunakan sebagai pengganti pangan, sorgum bisa digunakan sebagai bahan baku industri kertas, bahan baku pakan ternak, serta bahan baku media jamur merang.
Gatot berharap, pengembangan sorgum ini layak mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Lebih lagi bagi daerah dengan kondisi kering, tidak salahnya untuk mencoba melakukan pengembangan tanaman ini.
Tanaman sorgum adalah jenis tanaman serealia yang memiliki kandungan gizi seperti karbohidrat, lemak, kalsium, besi, serta fosfor. Selain dapat digunakan sebagai pengganti pangan, sorgum bisa digunakan sebagai bahan baku industri kertas, bahan baku pakan ternak, serta bahan baku media jamur merang.
No comments:
Post a Comment