M. Gary Neuman, seorang psikoterapis dan konselor perkawinan, pernah melakukan survei terhadap 200 suami yang pernah berselingkuh dan yang tak pernah melakukannya. Neuman mencoba mencari alasan di balik ketidaksetiaan para pria. Berikut ini data yang ditemukannya.
1. 48 persen suami menyebut ketidakpuasan emosional jadi alasan utama mereka berselingkuh. Berbeda dengan mitos selama ini yang beredar bahwa perselingkuhan pria adalah urusan seks, ternyata hanya 8 persen yang membenarkan hal tersebut.
2. 66 persen suami yang berselingkuh merasa bersalah atas perbuatan tersebut. Bahkan 68 persen mengatakan tak pernah menyangka mereka tega melakukan hal tersebut, dan hampir 100 persen mengatakan mereka berharap tak pernah melakukannya.
3. 77 persen suami yang berselingkuh punya sahabat karib yang juga pernah berselingkuh. Tampaknya bergaul dengan orang-orang demikian membuat mereka menganggap perselingkuhan adalah kemungkinan yang lumrah terjadi.
4. 40 persen suami bertemu dengan pasangan selingkuh mereka di dunia kerja. Neuman mengatakan, yang sering terjadi, wanita yang menjadi pasangan selingkuh pria adalah wanita yang memuja si pria, menganggap tinggi prestasi si pria, dan selalu memuji usaha si pria dalam berkarier.
5. Hanya 12 persen dari pria yang berselingkuh mengatakan bahwa secara fisik, pasangan selingkuh mereka lebih unggul dibanding istri mereka.
6. 73 persen suami yang berselingkuh perlu waktu untuk mengenal seorang wanita lebih dari sebulan untuk kemudian berselingkuh dengannya. Hanya 6 persen yang mengatakan langsung terlibat secara fisik dengan seorang perempuan pada perjumpaan pertama atau pada hari yang sama saat mereka berkenalan. Artinya, tiap istri punya cukup waktu untuk bisa melihat tanda-tanda bahaya agar lebih waspada.
No comments:
Post a Comment