Sejumlah ilmuwan kritis mengklaim, Nabi Muhammad tidak pernah ada. Menurut
mereka Islam adalah ajaran yang muncul berabad-abad lalu.
Namun, setelah meneliti teks-teks papirus berbahasa Arab, Petra Sijpesteijn
dari Universiteit Leiden membuktikan sebaliknya.
Bagaimana Islam muncul dan apa yang terjadi pada periode awal sejarah Islam? Semula, ilmuwan yang ingin tahu soal itu harus merujuk kepada
versi sejarah Islam resmi yang baru disusun sekitar 200 tahun setelah
Muhammad meninggal. Baru akhir-akhir ini muncul ketertarikan terhadap
sumber-sumber yang lebih objektif, walaupun lebih sulit diakses, seperti
koin, inskripsi dan teks-teks papirus.
Teks papirus, kata Petra Sijpesteijn, guru besar bahasa Arab di
Universiteit Leiden, amat penting. "Papirus adalah satu-satunya sumber
kontemporer mengenai 200 tahun pertama sejarah Islam."
Sijpesteijn adalah salah satu dari sedikit ahli (bahasa) Arab dengan
spesialisasi dalam bidang penelitian teks-teks papirus berbahasa Arab.
Belum lama ini ia menerima satu juta euro dari Lembaga Penelitian Eropa
untuk meneruskan penelitiannya.
Papirus adalah sejenis kertas kuno yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari: mencatat transaksi komersial, korespondensi pribadi, dan
semacamnya. Ribuan teks papirus ditemukan terkubur pasir di Mesir dan
wilayah-wilayah Timur Tengah lainnya.
Menurut Sijpesteijn, teks-teks ini biasanya sulit dimengerti karena
sebagian sudah hancur atau dibuat dengan tulisan yang sulit dibaca dan
berbahasa dialek setempat. "Namun, siapa pun yang bisa membacanya, punya
akses meneliti kehidupan sehari-hari masyarakat Arab di periode awal
Islam."
Ilmu papirologi Arab masih amat muda. Baru sedikit dari ratusan ribu
teks yang dipelajari. Toh sekarang, penganut Islam sudah bisa menarik
napas lega. Sebab, menurut Sijpesteijn, data-data yang ditemukan
mengonfirmasi cukup banyak sumber resmi islam.
Sijpesteijn tak setuju dengan sekelompok kolega yang dijuluki para
'revisionis.' Mereka mengklaim bahwa nabi Muhammad tidak pernah ada.
Orang-orang Arab sebenarnya cuma kelompok tak terorganisir yang
kebetulan berhasil menguasai setengah dunia. Dan Islam diduga baru
diciptakan 200 tahun kemudian di Irak.
"Teks-teks papirus menunjukkan bahwa serangan tentara Arab dilakukan
dengan cermat dan terorganisir. Orang Arab melihat diri sendiri sebagai
penakluk dengan misi religius. Mereka ternyata juga punya pandangan
religius, mereka menjalankan dan menjaga elemen-elemen penting Islam
yang nantinya juga dimiliki dan diyakini muslim pada abad-abad
selanjutnya."
Menurut Sijpesteijn, tak lama setelah Muhammad meninggal, muncul
perintah haji dan zakat. Ia juga menemukan papirus dari tahun 725 yang
menyebutkan baik Nabi Muhammad maupun Islam.
Toh penemuannya tetap mengancam keyakinan sebagian muslim modern
mengenai sejarah Islam. Dari sumber-sumbernya, misalnya, diketahui bahwa
kemenangan Arab bukanlah sesuatu yang mengejutkan dan unik, seperti
dikisahkan buku-buku sejarah Islam.
Faktanya, tak banyak orang menyadari kemenangan Arab. "Di Mesir dan
Suriah, misalnya, hampir tak ada yang berubah pasca kemenangan Arab.
Hanya saja, pejabat-pejabat tertinggi mereka digantikan oleh orang Arab.
Perlu waktu berabad-abad sebelum pengaruh bahasa Arab dan Islam
menyebar di masyarakat luas."
Teks-teks papirus ini juga menyangkal gagasan banyak muslim modern bahwa
Muhammad menyebarkan Islam sebagai agama 'siap-pakai.' "Dari teks-teks
ini terlihat bahwa Islam perlahan-lahan berproses menemukan bentuknya
pada abad-abad awal. Waktu itu, banyak sekali perdebatan mengenai makna
menjadi seorang muslim."
Juga ditemukan papirus yang menuliskan, ada perdebatan apakah zakat
harus diwajibkan oleh negara atau cukup disumbangkan secara sukarela.
"Pertanyaan besarnya: apa makna Islam untuk orang-orang pada tahun 700?
Apakah waktu itu sudah ada lima rukun Islam dan perintah naik haji
seperti yang kita kenal sekarang?"
Sumber:unikaneh
No comments:
Post a Comment