Saturday, October 22, 2011

LTE Berhasil Diuji Coba di Surabaya dan Bali



Long Term Evolution (LTE) merupakan teknologi jaringan telekomunikasi generasi keempat (4G) yang akan diadopsi di seluruh dunia dalam beberapa tahun ke depan. Untuk itu, sejumlah vendor dan operator seluler di seluruh dunia terus melakukan uji coba terhadap teknologi tersebut.

Yang terbaru adalah uji coba yang dilakukan oleh Nokia Siemens Networks, salah satu pemain di industri jaringan telekomunikasi dan Indosat, salah satu operator telekomunikasi seluler terbesar di Tanah Air. Keduanya menjalankan percobaan lapangan LTE di pita frekuensi 1800MHz.

Uji coba berbasis teknologi FDD-LTE (frequency division duplex) ini menunjukkan kesiapan jaringan operator untuk menggunakan kembali pita frekuensi 1800MHz yang sudah ada. Adapun uji coba dilakukan di Surabaya dan Bali, dan dihadiri oleh wakil pemerintah dan otoritas regulator.

“LTE akan menghadirkan komunikasi generasi baru ke Indonesia dan Nokia Siemens Networks merupakan salah satu provider yang tepat mengingat mampu menyediakan LTE pada pita frekuensi tersebut,” kata Hans Moritz, Director and Chief Technology Officer, Indosat, 22 Oktober 2011.

Moritz menyebutkan, dukungan yang sangat baik pada teknologi yang disediakan Nokia Siemens Networks akan membantu pihaknya memanfaatkan kembali pita frekuensi 1800MHz--yang saat ini digunakan untuk layanan 2G-- untuk layanan LTE di masa depan.

Selama uji coba, kedua perusahaan menggunakan aplikasi inovatif seperti e-doctor dan e-education di kota Surabaya dan Denpasar, yang memungkinkan pasien berkonsultasi ke dokter dan dosen mengajar mahasiswanya dari jarak jauh melalui konferensi video.

Selain itu, streaming video 3D dan pengintaian kamera CCTV juga didemonstrasikan.

Menurut Harald Preiss, Head of the Customer Team, Nokia Siemens Networks, dengan LTE, operator seperti Indosat akan dapat menawarkan throughput yang lebih tinggi, hingga 100Mbps dengan latensi atau keterlambatan yang hanya 10 milidetik. “Yang lebih penting, operator akan mampu mengurangi biaya per bit hingga 50 persen,” klaim Preiss.
• VIVAnews

No comments:

Post a Comment